MAKALAH
ILMU
SOSIAL DASAR
Individu
, Keluarga , dan Masyarakat
Untuk
memenuhi salah satu tugas:
Mata kuliah ilmu sosial dasar
Dosen pembimbing : pak Edi Fakhri.SS.M.Sos
Disusun
oleh :
Muhammad
Ridhwan Tri Cahyo
Fakultas
Teknologi Industri jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma
2017
Daftar
Isi
Halaman
Halaman Judul……………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………ii
Bab 1 PENDAHULUAN…………………………………………...iii
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
Permasalahan
1.4 Tujuan
Bab 2 ISI……………………………………………………………iiii
2.1
Pengertian Individu
2.2
Pengertian Pertumbuhan
2.3
Pengertian Keluarga
2.4 Pengertian Masyarakat
Bab
3 PENUTUP………………………………………………....iiiii
3.1 Hubungan Antara Individu , Keluarga
, Dan Masyarakat
3.2 Kesimpulan
3.3 Daftar Isi
KATA PENGANTAR
Pertama-tama mari kita
panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya. Sehingga pada saat ini saya bisa dan berhasil untuk
mengerjakan dan menyelesaikan tugas “Makalah: INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT” . Mata kuliah Ilmu Sosial Dasar .
Makalah ini berisikan
pembahasan tentang Individu, Keluarga dan Masyarakat. Di makalah ini, penulis
berusaha semaksimal mungkin dan sangat berharap agar pembaca mengerti, paham
dan menambah informasi tentang Individu, Keluarga dan Masyarakat. Saya menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata saya sampaikan
Terimakasih kepada semua pihak. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita, Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang diciptakan oleh tuhan di muka bumi
ini yang hidup dibekali dengan akal dan hidup dengan cara berkelompok saling
membutuhkan satu sama lain, mereka juga memiliki organisme yang terbatas di
bandingkan dengan makhluk hidup lain ciptaan tuhan. Oleh karna itu manusia
untuk megatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, manusia mengembangkan
sistem-sistem dan hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata
pencarian dan sitem perlengkapan hidup lainnya.
Naluri
manusia untuk selalu berhubungan denga oranglain disebut “gregariousness” oleh
karena itu manusia disebut dengan makhluk sosial. Dengan adanya naluri ini,
manusia mengembangkan pengetahuaannya dan memberikan makna pada hidupnya,
sehingga timbul yang kita kenal sebagai kebudayaan ya itu sistem interintregasi
dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian
manusia dikenal dengan makhluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai
pembentuk kebudayaan.
Manusia
itu pada hakekatnya adalah makhluk sosial,tidak dapat hidup menyendiri. Manusia
itu merupakan makhluk yang bergaul, berinteraksi. Perkembangan ini menjadikan
kesatuan-kesatuan manusia,kelompok sosial yang berupa keluarga dan masyarakat
maka terbentuklah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau
organisasi sosial yang mengatur hidup mereka, memenuhi hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
Mengulas
tentang Individu, Keluarga dan Masyarakat.
1. Pengertian Individu
2. Pengertian Keluarga
3. Pengertian Masyarakat
1.3 Tujuan Permasalahan
1. Mengetahui pengertian
Individu
2. Mengetahui pengertian
Keluarga
3. Mengatahui pengertian
Masyarakat
1.4 TUJUAN
1. Agar lebih mengetahui
definisi pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat
2. Agar dapat
mempertahankan kebudaya nasional indonesia agar tidak direbut bangsa lain
3. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah dan tugas
Ilmu Sosial Dasar.
Bab
2 ISI
A. Pertumbuhan Individu
2.1.
Pengertian Individu
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang
majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia
keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki
peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam
individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu
rusak maka akan merusak aspek lainnya.
Berkaitannya
antar individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih bermakna manusia
apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang
bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang
sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi
diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal
dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan
menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola
pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif
kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga
mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan
mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi
merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Individu
mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup
menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan
dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam
berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa
adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan
dimana individu tersebut berusaha menempatkan perilaku pada dirinya sesuai
dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di Indonesia
individunya menjunjung tinggi perilaku sopan santun dan beretika dalam
bersosialisasi.
Individu
selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk
mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya
tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung
proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor
pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri.
Makna
manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hamper identik dengan
tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses
individualisasi atau aktualisasi diri. Individu dibebani berbagai peranan yang
berasal dari kondisi persamaan hidup, maka muncul struktur masyarakat yang akan
menentukan kemantapan masyarakat. Konflik mungkin terjadi karena pola tingkah
laku spesifik dirinya bercorak bertentangan dengan peranan yang di tuntut oleh
masyarakat dari sekitarnya.
Individu
dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan : menyimpang
dari norma kolektif kehilangan individualitas
atau takluk terhadap kolektif , dan mempengaruhi masyarakat seperti
adanya tokoh pahlawan dan pengacau. Mencari ttik optimum antara dua pola
tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi
yang senantiasa , memberi konotasi “matang” atau “dewasa” dalam konteks social.
Sebelum “baik” atau “tidak baik” pengaruh individu terhadap masyarakat adalah
relatif.
2.2.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil
menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan
adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai
dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible
(tidak dapat kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat
kuantitatif, dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar
seiring dengan pertambahan waktu.
Perkembangan
adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri dengan
terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan lebih
bersifat kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih belum matang
dalam sistem reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang dalam
sistem reproduksinya sehingga dapat melakukan perkembangbiakan.
Pertumbuhan adalah perubahan yang menuju ke arah
yang lebih maju atau dewasa. Pertumbuhan dapat ditinjau dari 3 aliran :
1.
Aliran Asosiasi, adalah
perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dari pengalaman
atau empiri/kenyataan luar, melalui panca indra yang menimbulkan sensation/perasaan
maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
2.
Psikologi Gestalt,
pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam
mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
3.
Aliran Sosiologi,
pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang
semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ,
yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan
sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kaki, dan
lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan
perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap
individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang
baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan
antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap
individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak
adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu
keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat
mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang
ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki
kepribadian yang sama juga.
Dari semua
faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti
keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
4.
Pendirian
Nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa
pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak
lahir.
5.
Pendirian
Empiristik dan environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik,
mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada
lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
6.
Pendirian
konvergensi dan interaksionisme
Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan
lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
7. Kematian
Kematian apabila kematian bertambah maka angka kependudukan pun akan berkurang akan tetapi bila angka kematian menurun maka akan menambah juga kependudukan dikarenakan angka kelahiran menlonjak drastis. Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti moralitas).
Kematian apabila kematian bertambah maka angka kependudukan pun akan berkurang akan tetapi bila angka kematian menurun maka akan menambah juga kependudukan dikarenakan angka kelahiran menlonjak drastis. Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti moralitas).
8. Kelahiran
Kelahiran apabila kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan maka otomatis kenaikan penduduk pun bisa melonjak drastis karena bertumbuhnya angka kelahiran. Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
Kelahiran apabila kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan maka otomatis kenaikan penduduk pun bisa melonjak drastis karena bertumbuhnya angka kelahiran. Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
A. Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas)
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu. Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua. Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki. Anak menjadi kebangaan bagi orang tua.
B. Faktor-faktor penunjang kelahiran (anti natalitas)
Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak. Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun. Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2. Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
9. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
a. Persediaan sumber daya alam
b. Lingkungan social budaya
c. Potensi ekonomi
d. Alat masa depan
a. Persediaan sumber daya alam
b. Lingkungan social budaya
c. Potensi ekonomi
d. Alat masa depan
10.
Fertilitas
fertilitas adalah reproduksi yang nyata
dari seorang wanita menyangkut bayi yang hidup. Ada beberapa faktoryang
mempengaruhi fertilitas, diantara lain adalah anggapan/kepercayaan suatu
masyarakat dan gender.
11.
Mortalitas
mortalitas adalah angka
kematian penduduk yang meninggal dalam waktu tertentu. Banyak faktor yang
mempengaruhi mortalitas, diantara lain adalah faktor penghambat dan faktor
pendorong. Dimana faktor penghambat adalah faktor yang menghambat tingkat
mortalitas seperti kualitas kesehatan penduduk yang baik. Sedangkan faktor
pendorong adalah faktor yang mendoroang tingkat mortalitas menjadi bertambah
seperti kesehatan penduduk yang renda dan juga fasilitas kesehatan yang kurang
memadai.
Tahap
pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
1.
Masa
vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
Pada
masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dunianya. meurut Frued tahun pertama dalam kehidupan
individu itu sebagai masa oral, sebab mulut dilihat sebagai sumber kenikmatan
dan ketaidak nikmatan.
Pendapat
semacam ini mungkin beralasan kepaa kenyataan, bahwa pada masa ini mulut
memainkan peranan penting dalam kehidupan individu. Bahwa anak memasukkan apa
saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak sebab multu adalah sumber
kenikmatan utama, melainkan sebab pada saat itu mulut adalah alat utama untuk
melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan, dan
dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang. Di samping itu terjadi
pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar
mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.
2.
Masa
estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Masa
estetik ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. sebenarnya kata
estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah
fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak muncuk gejala kenakalan yang
biasanya terjadi antara 3 tahun sampai umur 5 tahun. Anak sering menentang
kehendak orang atau, kadang sampai menggunakan kata – kata kasar, dengan
sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharusnya
dilakukan.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan
dalam usia itu adalah : berkat pertumbuhan bahasanya yang adalah modal utama
bagi anak dalam menghadapi dunianya maka samapi-lah anak pada penyadaran
”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu suatu tahap saat anak menemukan
dirinya sebagai subyek.
Kalau
pada masa-masa sebelumya anak masih merasa satu dengan dunianya, belum mampu
mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri sebgai subyek dan yagn
lain sebagai obyek maka kemampuan ini kini dimilikinya. Berarti ia menyadari
bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. sebagai subyek ia mempunyai
kebebasan untuk menghendaki sesuatu.
Pada
masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan kehendak yang
dimiliki tidak dapat ditahan-tahan; akna tetapi kalau ia telah memperolehnya
maka ia tidak lagi memperdulikannya dan menghendaki benda yang lain dan
seterusnya
3.
Masa
intelektual dari kira-kira 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Setelah anak melewati masa kegoncangan
yang pertama , maka proses sosialisasinya telah berlangsung dengan lebih
efektif. Sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelumnya.
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa pueral. Sifat-sifat
anak pada masa pueral ini mempunyai sifat-sifat yang khas, yang pertama adalah
ditujukan untuk berkuasa (menimbulkan tingkah laku dari perbuatan yang
ditujukan untuk berkuasa), yang kedua adalah tingkah laku ekstrovers yaitu
perbuatan yang berorientasi ke luar dirinya (ingin menyaksikan keadaan-keadaan
dunia di luar dirinya).
ada
beberapa sifat khas pada anak-anak masa ini antara lain :
1. adanya
korelasi positif tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
2. sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
3. adanya
kecenderungan memuji diri sendiri
4. kalau
tidak dapat menyelesaikan ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
5. senang
membandingkan dirinya dengan anak lain
6. adanya
minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
7. amat
realistik ingin tahu, ingin belajar
8. gemar
membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam
permainan ada kecenderungan anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan
teradisional , mereka membuat aturan-aturan sendiri , setalah anak memasuki
masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar.
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa
pueral.
Masa ini
demikian khasnya sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anak-anak masa
peral itudapat diringkas ke dalam dua hal yaitu :
1) Ditunjukan
untuk berkuasa yang menimbulkan tingkah laku dari perbuatan yang ditunjukan
berkuasa , apa yang diinginkan, yang dijadikan idam-idamkan adalah sekuat,
sejujur , dan seterusnya.
2) Tingkah
laku ekstrovers yaitu perbuatan yang berorientasi ke luar dirinya, yang dapat
mendorong untuk menyaksikan keadaan-keadaan dunia di luar dirinya dan untuk
mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan psikisnya . Pada mereka dorongan
bersaing besar sekali sehingga dalam persaingan itulah anak-anak puer
mendapatkan sosialisasi lebih lanjut dan nampak anak puer dapat melakukan ini
dan itu (si tukang jual aksi) tetapi disamping itu tidak berani berbuat begini
atau begitu (si pengecut) , sehingga pada anak puer seringkali dijuluki si
“tukang jual aksi”. Sementara juga dijuluki “si pengecut”
Suatu
hal yang penting pada masa ini anak menerima otoritas orang tua dan guru
sebagai suatu hal yang wajar karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya
sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru sebagai pemegang
otoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem di kalangan
mereka.
4. Masa
sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
Masa sosial adalah masa yang banyak menarik
perhatian masyarakat sebab mempunyai sifat khas dan yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakatnya, dan dia harus mengarahkan dirinya agar
dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru
agar dapat menjadi pribadi yang dewasa. Pada dasarnya masa ini masih dirinci ke
dalam beberapa masa, yaitu masa praremaja , masa remaja (sebagai gejalanya
adalah merindu puja, dan pada fase ini, untuk pertama kalinya remaja sadar akan
kesepian yang tidak pernah dialami pada masa-masa sebelumnya), dan masa usia
mahasiswa (pemuda yang berusia 18 s.d. 30 tahun, dan diklasifikasikan pada masa
remaja akhir sampai dewasa awal / dewasa madya, dan pada mahasiswa ini banyak
terdapat idealisme yang realistik yaitu yang dapat diterapkan dalam tindakan.)
2.3 Pengertian
Keluarga
Keluarga adalah susunan
orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi.
Pertalian antara suami dan istri adalah perkawinan dan hubungan antara orang
tua dan anak biasanya adalah darah atau kadangkala adopsi dan unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Keluarga merupakan kesatuan
dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan
peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri,
saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh
masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen
yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan
pengalaman.
Keluarga
adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah
yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.
Tipe
– Tipe Keluarga Besar
1) Patrilineal
: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2) Matrilineal
: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal
: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4) Patrilokal
: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga
kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1. Keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Duvall dan Logan, 1986).
2. Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
3. Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Suatu keluarga setidaknya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri
dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
2. Anggota
suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka
membentuk satu rumah tangga.
3. Memiliki
satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi,
yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
4. Mempertahankan
suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang
lebih luas.
Fungsi
Keluarga
Terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat,
yaitu :
1. Fungsi Biologis
·
Untuk meneruskan keturunan
·
Memelihara dan membesarkan anak
·
Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi
kebutuhan gizi
·
Merawat dan melindungi kesehatan para
anggotanya
·
Memberi kesempatan untuk berekreasi
2. Fungsi Psikologis
·
Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih
sayang
·
Pendewasaan kepribadian bagi para
anggotanya
·
Perlindungan secara psikologis
·
Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga
lain atau masyarakat
3. Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
·
Meneruskan nilai-nilai budaya
·
Sosialisasi
·
Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada
tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga
4. Fungsi Sosial
·
Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi
lainnya
·
Pembagian sumber-sumber tersebut untuk
pengeluaran atau tabungan
·
Pengaturan ekonomi atau keuangan
5. Fungsi Pendidikan
·
Penanaman keterampilan, tingkah laku dan
pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
·
Persiapan untuk kehidupan dewasa.
·
Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga
yang dewasa
6. Fungsi reproduksi.
Dalam keluarga, anak-anak merupakan wujud cinta kasih dan tanggung jawab suami-istri meneruskan keturunannya.
Dalam keluarga, anak-anak merupakan wujud cinta kasih dan tanggung jawab suami-istri meneruskan keturunannya.
7. Fungsi proteksi (perlindungan)
Fungsi perlindungan sangat dibutuhkan anggota keluarga, terutama anak, sehingga anak akan merasa aman hidup di tengah-tengah keluarganya.
Fungsi perlindungan sangat dibutuhkan anggota keluarga, terutama anak, sehingga anak akan merasa aman hidup di tengah-tengah keluarganya.
8. Fungsi sosialisasi
Keluarga berperan dalam membentuk kepribadian anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya.
Keluarga berperan dalam membentuk kepribadian anak agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya.
9. Fungsi ekonomi
Keluarga, terutama orang tua, mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan ekonomi anak-anaknya. Pada masyarakat tradisional, kewajiban ini dipikul oleh suami. Namun, pada masyarakat modern yang menganggap peran laki-laki dengan wanita kian sejajar, suami dan istri memikul tanggung jawab ekonomi yang sama terhadap anak-anak mereka.
Keluarga, terutama orang tua, mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan ekonomi anak-anaknya. Pada masyarakat tradisional, kewajiban ini dipikul oleh suami. Namun, pada masyarakat modern yang menganggap peran laki-laki dengan wanita kian sejajar, suami dan istri memikul tanggung jawab ekonomi yang sama terhadap anak-anak mereka.
10.
Fungsi
afeksi
Dalam keluarga, diperlukan kehangatan, rasa kasih sayang, dan perhatian antaranggota keluarga yang merupakan salah satu kebutuhan manusia.
Dalam keluarga, diperlukan kehangatan, rasa kasih sayang, dan perhatian antaranggota keluarga yang merupakan salah satu kebutuhan manusia.
11. Fungsi pengawasan social
Setiap anggota keluarga, pada dasarnya, saling melakukan kontrol atau pengawasan karena mereka memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga.
Setiap anggota keluarga, pada dasarnya, saling melakukan kontrol atau pengawasan karena mereka memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga.
12. Fungsi pemberian status
Melalui perkawinan, seorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat, yaitu sebagai suami atau istri. Secara otomatis, ia akan diperlakukan sebagai orang yang telah dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri, keluarga, anak-anak, dan masyarakatnya.
Melalui perkawinan, seorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di masyarakat, yaitu sebagai suami atau istri. Secara otomatis, ia akan diperlakukan sebagai orang yang telah dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri, keluarga, anak-anak, dan masyarakatnya.
Bentuk
Keluarga
Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan garis
keturunan, jenis perkawinan, pemukiman, jenis anggota keluarga dan kekuasaan.
Berdasarkan
Garis Keturunan
1. Patrilinear adalah
keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilinear adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
ganerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Berdasarkan
Jenis Perkawinan
1. Monogami
adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang istri.
2. Poligami
adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu istri.
Berdasarkan
Pemukiman
1. Patrilokal adalah
pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga sedarah suami.
2. Matrilokal adalah
pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga satu istri
3. Neolokal adalah
pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
Berdasarkan
Jenis Anggota Keluarga
1. Keluarga
inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2. Keluarga
besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara.
Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
3. Keluarga
Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga
Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
5. Keluarga
berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama.
6. Keluarga
Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
Berdasarkan
Kekuasaan
1. Patriakal adalah
keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak
ayah.
2. Matrikal adalah
keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
3. Equalitarium adalah
keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.
2.4Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.Berikut ini pengertian masyarakat menurut beberapa ahli
:
- Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
- Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
- Paul B. Horton
& C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal
di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
- L Gillin dan J.P
Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia
yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan
yang sama.
- Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sistem yang
dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas
tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
- Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang cukup lama yang salingberhubungan dan berinteraksi
dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
1.
Terbentuknya Masyarakat
Kelompok social atau
masyarakat terbentuk karena manusia – manusia menggunakan pikiran,perasaan, dan
keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Manusia mempunyai
naluri untuk selalu berhubungan dengan sesamanya.Hubungan yang berkesinambungan
ini mengahsilkan pola pergaulan yang disebut pola interaksi social.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikt harus terpenuhi tiga unsur
sebagai berikut :
- Terdapat
sekumpulan orang
- Berdiam
atau bermukim di suatu wilayah dalam waktu yang relative lama
- Akibat
dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama itu menghasilkan
kebudayaan berupa system nilai, system ilmu pengetahuan dan kebudayaan
kebendaan
Ada tiga jenis masyarakat
dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu:
1.
Masyarakat
primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau mengisolasikan diri dengan dunia
atau masyarakat luar, cara hidup masih terbelakang, kebudayaan yang rendah, dan
tempat tinggal yang berpindah-pindah (nomaden).
2.
Masyarakat
desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan hidupnya banyak bergantung
dari hasil bertani dan menangkap ikan, kehidupan mereka sangat bergantung pada
iklim dan pergantian musim.
3.
Masyarakat
kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat berbaurnya segala macam suku
bangsa dan bertumpunya hasil-hasil teknologi modern, sifat-sifat individualitas
tumbuh dan berkembang.
Tipe – Tipe Masyarakat :
Tipe masyarakat dibedakan menjadi 2
yaitu :
- .Masyarakat
Terbuka
Adalah masyarakat yang mau menerima
perubahan-perubahan,baik perubahan budaya maupun perubahan teknologi dan segala
macam perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Dalam menerima perubahan, pada
masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
Masyarakat
yang Menerima Perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.
Dalam tipe masyarakat tersebut, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.
Berikut
adalah ciri-ciri masyarakat modern:
1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataan
Masyarakat
yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi
Artinya Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
Padahal Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari Barat itu modern.Westernisasi harus kita tolak.Kita bukan orang Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.
Artinya Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
Padahal Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.
Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari Barat itu modern.Westernisasi harus kita tolak.Kita bukan orang Barat, tapi orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.
- Masyarakat
Tertutup
4Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan pakaian
Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup :
1.Tak mau kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5.Mobilitas sosial rendah
Unsur Masyarakat
Unsur – unsur masyarakat terdiri dari
:
Kesatuan-kesatuan sosial
(social units)
Kesatuan kesatuan sosial ini terdiri dari:
orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:
Kesatuan kesatuan sosial ini terdiri dari:
orang banyak atau Crowd
Crowd adalah pengelompokkan orang banyak pada suatu tempat tertentu.
Ciri-ciri crowd adalah:
- Terjadi
karena adanya pusat perhatian yang sama.
- Interaksi
antara individu sudah ada, yang tampak berupa komentar-komentar, tanya
jawab sekitar objek yang menjadi pusat perhatian.
- Crowd
biasanya berjalan dalam waktu yang tidak lama.
- Perasaan
sebagai satu kesatuan telah ada walaupun hanya bersifat sementara dan akan
hilang pada saat kerumunan itu bubar.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Hubungan
Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
1. Menjelaskan
Makna Individu
Terjadinya
perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari
pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman
dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.
2. Menjelaskan
Makna Keluarga
Keluarga
adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang
tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang
yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
3. Menjelaskan
Makna Masyarakat
Sebagaimana
telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan kategori yang paling umum
untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi secara kontinyu
dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau
kultural yang tertentu. Menjelaskan Hubungan Antara Individu, Keluarga Dan
Masyarakat
4. Hubungan
individu dengan keluarga
Individu
memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek,
nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai,
norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan.
Dengan
adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban
yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
5. Hubungan
individu dengan masyarakat
Hubungan
individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan
kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana
yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan
mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak
masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak
individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.
3.2 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat memiliki
relasi atau hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan
yang dilandasi oleh nilai, norma dan aturan-aturan diantara komponen-komponen
tersebut.
Individu tidak akan jelas
identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyrakat yang menjadi latar
belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak
dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan
dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan
barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan
sosialnya yaitu masyarakat.
3.3
DAFTAR PUSTAKA
http://abdulhakim9511.blogspot.co.id/2014/11/hubungan-individu-keluarga-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar